Bullying merupakan suatu kejadian yang
seringkali tidak terhindarkan terutama di sekolah. Bullying adalah
penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok,
suatu perilaku mengancam, menindas dan membuat perasaan orang lain tidak
nyaman. Seseorang yang bisa dikatakan menjadi korban apabila dia
diperlakukan negatif (secara sengaja membuat luka atau ketidak nyamanan melalui
kontak fisik, melalui perkataan atau dengan cara lain) dengan jangka waktu
sekali atau berkali-kali bahkan sering atau menjadi sebuah pola oleh seseorang
atau lebih.Bullying seringkali terlihat sebagai bentuk-bentuk perilaku berupa
pemaksaan atau usaha menyakiti secara fisik maupun psikologis terhadap
seseorang atau kelompok yang lebih ‘lemah’ oleh seseorang atau sekelompok orang
yang mempersepsikan dirinya lebih ‘kuat’. Perbuatan pemaksaan atau menyakiti
ini terjadi di dalam sebuah kelompok misalnya kelompok siswa satu
sekolah.Contoh perilaku bullying antara lain:Kontak fisik
langsung (meminta dengan paksa apa yang bukan miliknya, memukul, menampar,
mendorong, menggigit, menarik rambut, menendang, mengunci seseorang dalam
ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barang-barang
yang dimiliki orang lain, pelecehan seksual).Kontak verbal langsung (mengancam,
mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama (name-calling),
sarkasme, merendahkan (put-downs), mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki,
menyebarkan gosip).Perilaku non-verbal langsung (melihat dengan sinis,
menjulurkan lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau
mengancam; biasanya diertai oleh bullying fisik atau verbal).Perilaku
non-verbal tidak langsung (mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan
sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat
kaleng).Bullying tidak selalu berlangsung dengan cara berhadapan muka tapi
dapat juga berlangsung di belakang teman. Pada siswa, mereka menikmati saat
memanggil temannya dengan sebutan yang jelek, meminta uang atau makanan dengan
paksa atau menakut-nakuti siswa yang lebih muda usianya. Sementara siswi
melakukan tindakan memisahkan rekannya dari kelompok serta tindakan lainnya
yang bertujuan menyisihkan individu lainnya dari grup, dan peristiwanya, sangat
mungkin terjadi berulang.Pelaku bullying mulai dari; teman, kakak kelas, adik
kelas, guru, hingga preman yang ada di sekitar sekolah. Lokasi kejadiannya,
mulai dari; ruang kelas, toilet, kantin, halaman, pintu gerbang, bahkan di luar
pagar sekolah.Dampak perilaku bullying.Tidak semua korban akan menjadi
pendukung bullying, namun yang paling memprihatinkan adalah korban-korban yang
kesulitan untuk keluar dari lingkaran kekerasan ini. Mereka merasa tertekan dan
trauma sehingga mempersepsikan dirinya selalu sebagai pihak yang lemah, yang
tidak berdaya, padahal mereka juga asset bangsa yang pasti memiliki
kelebihan-kelebihan lain.Bagaimana anak bisa belajar kalau dia dalam keadaan
tertekan? Bagaimana bisa berhasil kalau ada yang mengancam dan memukulnya
setiap hari? Sehingga amat wajar jika dikatakan bahwa bullying sangat
mengganggu proses belajar mengajar.Bullying ternyata tidak hanya memberi dampak
negatif pada korban, melainkan juga pada para pelaku. Bullying, dari berbagai
penelitian, ternyata berhubungan dengan meningkatnya tingkat depresi, agresi,
penurunan nilai akademik, dan tindakan bunuh diri. Bullying juga menurunkan
skor tes kecerdasan dan kemampuan analisis para siswa. Para pelaku bullying
berpotensi tumbuh sebagai pelaku kriminal, jika dibandingkan dengan anak-anak
yang tidak melakukan bullying.Bagi si korban biasanya akan merasakan banyak
emosi negatif (marah, dendam, kesal, tertekan, takut, malu, sedih, tidak
nyaman, terancam) namun tidak berdaya menghadapinya. Dalam jangka panjang
emosi-emosi ini dapat berujung pada munculnya perasaan rendah diri bahwa
dirinya tidak berharga. Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosial juga muncul pada para korban. Mereka ingin pindah ke sekolah lain atau
keluar dari sekolah itu, dan kalaupun mereka masih berada di sekolah itu, mereka
biasanya terganggu prestasi akademisnya atau sering sengaja tidak masuk
sekolah.Yang paling ekstrim dari dampak psikologis ini adalah kemungkinan untuk
timbulnya gangguan psikologis pada korban bullying, seperti rasa cemas
berlebihan, selalu merasa takut, depresi, ingin bunuh diri,Pencegahan dan
penanggulangan perilaku bullying.Semua orang bisa menjadi korban atau malah
menjadi pelaku bullying. Diperlukan Kebijakan menyeluruh yang melibatkan
seluruh komponen sekolah mulai dari guru, siswa, kepala sekolah sampai orang
tua murid, yang tujuannya adalah untuk dapat menyadarkan seluruh komponen
sekolah tadi tentang bahaya terselubung dari perilaku bullying ini.Kebijakan
tersebut dapat berupa program anti bullying di sekolah antara lain dengan cara
menggiatkan pengawasan, pemahaman konsekuensi serta komunikasi yang bisa
dilakukan efektif antara lain dengan Kampaye Stop Bullying di Lingkungan
sekolah dengan sepanduk, slogan, stiker dan workshop bertemakan stop bulying.
Kesemuanya ini dilakukan dengan tujuan paling tidak dapat meminimalisir atau
bahkan meniadakan sama sekali perilaku bullying di sekolah.Diharapkan dengan
adanya kebijakan itu sekolah bukan lagi tempat yang menakutkan dan membuat
trauma tapi justru menjadi tempat yang aman dan menyenangkan bagi siswa,
merangsang keinginan untuk belajar, bersosialisasi dan mengembangkan semua
potensi siswa baik akademik, sosial ataupun emosinal. Sekolah dapat menjadi
tempat yang paling aman bagi anak serta guru untuk belajar dan mengajar serta
serta menjadikan anak didik yang mandiri, berilmu, berprestasi dan berakhlak
mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar